Senin, 28 Januari 2013

Budaya Indonesia 'Menyihir' Festival Bunter Siggenthal, Swiss


Budaya Indonesia 'Menyihir' Festival Bunter Siggenthal, Swiss

Applause meriah masyarakat membahana usai Nyoman Ruetzer membawakan tarian Bali. Tak jarang yang berdecak kagum ketika melihat Nyoman mengusung tarian dari Pulau Dewata. Ini merupakan salah satu bentuk apresiasi bagi budaya Indonesia.
Tarian ini merupakan satu dari budaya Indonesia yang dipamerkan dalam Festival "Bunter Siggenthal". Dibuka pula, warung tenda makanan Indonesia seperti sate ayam, bakmi goreng, bakwan, spring roll, kue pandan, dan udang goreng tepung.
Ya, masyarakat Indonesia berperan serta dalam kegiatan pertama kali pemerintah daerah Untersiggenthal di Kanton Aargau, Swiss. Mereka memperkenalkan wajah Indonesia dalam festival budaya tersebut.


Mohammad Budiman Wiriakusumah dari Penerangan, Sosial dan Kebudayaan (Pensosbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bern, Swiss, mengatakan bahwa festival itu bertujuan untuk mempererat persahabatan antar anggota masyarakat. Festival itu untuk menunjukkan keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh masyarakat Untersiggenthal yang berasal dari 32 negara, diantaranya Indonesia, India, Jerman, Swiss, Amerika Serikat, Serbia, Macedonia dan Iran.Untersiggenthal di Kanton Aargau sendiri merupakan wilayah berpenduduk internasional, karena bermarkas kantor perusahaan multi-nasional, terutama industri pembangkit tenaga listrik ABB dan Alstom, demikian Wiriakusumah.

Dalam festival tersebut, setiap negara menampilkan tarian, lagu dari berbagai negara. Tak ketinggalan, makanan khas dan benda kerajian tangan dari masing-masing negara tersebut.
Menurut Novie Eichenberger, koordinator masyarakat Indonesia di daerah itu, partisipasi mereka merupakan bentuk integrasi terhadap kehidupan masyarakat setempat. Nyatanya, sambutan mereka menggembirakan. Terbukti, makanan Indonesia ludes dibeli.
Festival itu juga merupakan ajang promosi wisata di mana KBRI Bern yang mendukung acara itu membuka pojok informasi dengan menyediakan brosur-brosur serta ajakan untuk berlibur ke Indonesia.
Pemerintah daerah Untersiggenthal, yang sistem pemerintahannya setara kecamatan di Indonesia, berwacana untuk mengadakan festival tersebut secara rutin, apalagi melihat animo pengunjung yang tidak hanya terdiri dari masyarakat sekitar. [Rendy Adrikni Sadikin/Mizan.com/Dari berbagai sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar